Naik Sepeda Ontel dari Jombang ke Makkah, Guru Ini Tempuh 14 Bulan Demi Tunaikan Ibadah Haji
JOMBANG, Jagaddesa86.com — Menunaikan ibadah haji tidak selalu harus melalui antrean panjang puluhan tahun lewat jalur resmi Kementerian Agama. Hal ini dibuktikan oleh Yunus Abdurrahman (42), seorang guru asal Jombang, Jawa Timur, yang menunaikan Rukun Islam kelima dengan menempuh perjalanan darat menggunakan sepeda ontel menuju Tanah Suci Makkah.
Pria kelahiran 1981 yang juga alumni Pondok Pesantren Tebuireng ini mengawali perjalanannya pada 7 Juli 2022 dari Desa Kasembon, Kabupaten Malang. Berbekal tekad kuat dan niat lillahi ta'ala, Yunus mengayuh sepeda melintasi 14 negara, termasuk Singapura, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Pakistan, Oman, hingga Arab Saudi.
"Perjalanan ini bukan sekadar wisata rohani, melainkan jihad fi sabilillah. Saya berdakwah dari masjid ke masjid, menyampaikan pesan Islam di sepanjang jalan," ungkap Yunus saat ditemui di Masjid Desa Mayangan, Jombang, baru-baru ini.
Modal Rp 100 Ribu dan Sepeda Pinjaman
Tidak seperti jemaah haji pada umumnya, Yunus tidak memiliki tabungan besar. Ia hanya membawa uang saku Rp 100 ribu yang diberikan seorang kiai sebelum berangkat. Sepeda ontel lengkap dengan ban cadangan dan pompa pun ia dapatkan dari sahabatnya secara cuma-cuma.
"Uangnya alhamdulillah masih utuh sampai saya pulang. Banyak yang ingin membantu saya selama perjalanan, tapi sebagian besar saya tolak. Saya ingin membuktikan bahwa kalau Allah ridha, segalanya menjadi mudah," ujar alumnus SMK Dwija Bhakti Sengon ini.
Dalam perjalanannya, Yunus sempat menggunakan pesawat dari Pakistan ke Oman karena adanya kendala perbatasan. Namun setelah itu, ia kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 500 km menuju Arab Saudi dan sekitar 1.800 km lagi menuju Makkah.
Disambut Hangat di Makkah, Gabung Kloter Haji Indonesia
Yunus tiba di Kota Makkah pada 19 April 2023, menjelang Ramadan. Ia memilih tinggal di sejumlah hotel selama tiga bulan, menunggu musim haji tiba. Saat melapor ke petugas haji Indonesia di Makkah, Yunus disambut hangat dan diperbolehkan bergabung dengan kloter jemaah haji asal Indonesia.
“Saat itu ada pertemuan pengurus NU sedunia. Alhamdulillah saya disambut hangat, semua kelengkapan haji saya dibantu oleh tim Kemenag,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Rencana Perjalanan Kedua: Menuju Masjid Al-Aqsa
Yunus mengaku perjalanan spiritualnya belum usai. Ia menargetkan untuk mengunjungi tiga masjid utama dalam Islam: Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjid Al-Aqsa di Palestina. Dua yang pertama sudah ia capai, dan tahun ini, ia merencanakan perjalanan menuju Palestina.
“Insyaallah saya akan berangkat lagi sekitar 23 Juni 2025. Kali ini saya akan melewati 23 negara, termasuk Tiongkok, Vietnam, Kamboja, Laos, Iran, dan Eropa, dengan target tiba di Makkah kembali pada tahun 2027,” jelasnya.
Pesan Spiritual: Niat Ikhlas dan Persiapan Matang
Di balik perjalanan penuh risiko ini, Yunus menegaskan pentingnya niat yang tulus serta persiapan fisik dan mental. Ia mengingatkan bahwa perjalanan spiritual seperti ini bukan sekadar petualangan, melainkan bentuk totalitas pengabdian kepada Allah.
"Ada yang mencoba perjalanan serupa, tapi terhenti di Sumatera karena putus asa. Ia bahkan tinggal tiga tahun di sana sebelum akhirnya pulang tanpa sampai ke Makkah. Jadi, semua harus dimulai dari niat yang ikhlas dan persiapan yang matang," tandasnya.(Rus)