Jombang, jagaddesa86.com – Ratusan warga Dusun Paras, Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggelar tradisi sedekah bumi yang unik dalam rangka memperingati bulan Suro atau Muharram dalam kalender Jawa dan Hijriyah. Tradisi yang diwariskan secara turun-temurun ini menjadi momentum penting bagi warga untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
Kepala Dusun Paras, Johan Dwi Santoso, menjelaskan bahwa ritual ini rutin digelar setiap Jumat Pahing di bulan Suro. Dalam pelaksanaannya, warga membawa hasil bumi seperti sayur-mayur, buah-buahan, makanan tradisional, hingga kerupuk ke tempat yang tak biasa—yakni sebuah keranda, atau yang mereka sebut jolen dan jodang, yang umumnya digunakan untuk mengusung jenazah. Namun, kali ini, keranda tersebut menjadi simbol berkah dan rezeki.
> “Kegiatan ini merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang kami terima. Tradisi ini sudah diwariskan oleh leluhur dan terus kami lestarikan,” ujar Johan kepada wartawan, Jumat (4/7/2025).
Dari pantauan di lokasi, ratusan warga dari berbagai wilayah di Jombang antusias mengikuti prosesi ini. Setelah keranda dipenuhi dengan aneka hasil bumi, rombongan warga mengaraknya keliling kampung, menyerupai prosesi pemakaman. Iring-iringan kemudian berakhir di pemakaman umum atau punden desa, tempat keranda diletakkan dan didoakan bersama.
Setelah doa selesai, tibalah momen yang paling dinanti: warga saling berebut hasil bumi dari keranda. Bagi masyarakat setempat, mendapatkan makanan dari keranda diyakini membawa keberkahan dan melancarkan rezeki.
> “Alhamdulillah, saya senang bisa ikut acara ini. Saya dapat jajan untuk dimakan bersama keluarga. Kata orang tua dulu, makanan dari keranda bisa membawa berkah,” ungkap Jumatun, salah seorang warga yang hadir.
Untuk menyemarakkan suasana, malam harinya warga juga menggelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Hal ini menjadikan sedekah bumi bukan hanya kegiatan spiritual dan budaya, tetapi juga hiburan rakyat yang penuh makna.
Tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya lokal yang tetap hidup di tengah arus modernisasi. Nilai-nilai kebersamaan, kearifan lokal, dan spiritualitas menjadi napas utama dalam ritual sedekah bumi yang digelar masyarakat Desa Turipinggir, Jombang.(Mif)