Sedekah Dusun Bungkil: Tradisi Guyub Rukun yang Menjaga Warisan Budaya dan Rasa Syukur Warga Megaluh
Megaluh,jagaddesa86.com– 29 Juni 2025
Tradisi penuh makna kembali digelar oleh masyarakat Dusun Bungkil, Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Pada Minggu pagi yang cerah, warga tumpah ruah mengikuti prosesi Sedekah Dusun — sebuah ritual budaya yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat pedesaan sebagai bentuk syukur atas rezeki dan hasil panen yang melimpah.
Acara ini di meriakan drumband dari SDN Kedungrejo
Acara ini tidak sekadar menjadi seremoni tahunan, melainkan juga wujud nyata dari semangat gotong royong, kerukunan, dan kekuatan budaya lokal yang terus dipertahankan di tengah arus modernisasi. Warga lintas usia terlibat dalam seluruh rangkaian acara, mulai dari mempersiapkan hasil bumi, menyusun hiasan, hingga ikut serta dalam pawai budaya.
Prosesi Budaya yang Meriah dan Penuh Makna
Sedekah dusun dimulai dengan arak-arakan hasil bumi, simbol rasa syukur atas berkah dari Allah SWT yang terwujud dalam hasil panen seperti padi, jagung, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Hasil bumi itu kemudian dibagikan secara simbolis kepada warga sebagai pengingat bahwa rezeki adalah titipan yang harus dibagi.
Pawai budaya turut memeriahkan suasana. Anak-anak dan pemuda menampilkan drumband, sementara para pelaku seni lokal menyuguhkan pertunjukan kuda lumping, sebuah seni tradisional yang menggambarkan keberanian dan semangat perjuangan. Tak ketinggalan, generasi muda turut menunjukkan kekompakan lewat jogetan kreatif mengikuti dentuman musik dari sound system horek — bukti bahwa budaya lokal tetap bisa menyatu dengan ekspresi kekinian.
Selain sebagai hiburan rakyat, seluruh rangkaian ini juga mengandung pesan moral dan spiritual: pentingnya rasa syukur, saling berbagi, dan menjaga keharmonisan sosial.
Apresiasi Kepala Dusun dan Kepala Desa
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dusun Bungkil, Samijan, mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh warga yang telah bahu-membahu menyukseskan acara ini.
> “Ini adalah bentuk rasa syukur kami kepada Allah SWT atas panen yang melimpah dan rejeki yang barokah. Kami berharap tradisi ini terus dijaga, dan warga Bungkil selalu guyub rukun serta saling menjaga kerukunan satu sama lain,” ucapnya kepada media jagaddesa86.com.
Ia menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan ini, ikatan sosial antarwarga semakin kuat dan memberi semangat baru untuk menjaga keharmonisan serta ketahanan sosial di tingkat dusun.
Sementara itu, Kepala Desa Kedungrejo, M. Nurrudin, menyatakan kebanggaannya terhadap masyarakat Bungkil.
> “Kami sangat mengapresiasi kekompakan warga Bungkil. Tradisi sedekah dusun seperti ini bukan hanya menjaga budaya, tetapi juga mempererat silaturahmi dan menumbuhkan rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Beliau berharap, kegiatan ini dapat menginspirasi dusun-dusun lain untuk terus menggali dan menjaga kearifan lokal yang sarat nilai dan pesan moral.
Pelestarian Budaya sebagai Pilar Ketahanan Sosial
ASedekah dusun Bungkil tahun ini tidak hanya menjadi ajang perayaan semata, namun juga menjadi bentuk perlawanan terhadap lunturnya identitas budaya akibat derasnya pengaruh globalisasi. Di tengah zaman yang serba cepat, tradisi seperti ini menjadi penyejuk dan pengingat bahwa akar budaya adalah pondasi dari jati diri suatu bangsa.
Lebih dari itu, acara ini membuktikan bahwa budaya tidak hanya diwariskan, tapi juga bisa dihidupkan dan dikembangkan oleh generasi muda tanpa kehilangan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Dengan penyelenggaraan yang lancar, aman, dan kondusif, warga Dusun Bungkil membuktikan bahwa kebersamaan adalah kunci keberhasilan. Harapan pun tertuju ke masa depan: agar tahun-tahun mendatang, Sedekah Dusun Bungkil bisa digelar lebih meriah, lebih kuat dalam nilai spiritual, dan lebih mengakar dalam kesadaran sosial masyarakat.(Ali)