Jombang, Jagaddesa86.com — Di tengah derasnya arus modernisasi, warga Dusun Pulo Pandean, Desa Pulo Lor, Kecamatan Jombang, tetap teguh menjaga jejak budaya leluhur. Kamis malam (10/7/2025), dusun ini kembali menggelar tradisi Ruwat Dusun, sebuah ritual sakral yang berlangsung penuh khidmat dan magis di bulan Suro.
Ratusan warga tumpah ruah memadati jalan dusun yang sengaja dibuat gelap gulita. Lampu jalan sengaja dipadamkan, digantikan dengan nyala obor yang menjalar seperti ular api sepanjang lorong-lorong desa. Di bawah cahaya obor yang berkelip, warga berjalan bersama dalam doa dan zikir, menandai penghormatan terhadap alam, leluhur, dan keseimbangan hidup.
Kegiatan kenduri atau doa bersama dilaksanakan sebelum kirab obor dimulai, sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keberkahan bagi dusun. Hadir dalam acara tersebut Kepala Desa Pulo Lor Suharto, Kaur Pembangunan Abdul Ghofur, Babinsa, Babinkamtibmas, tokoh RT/RW, perangkat desa, serta tokoh masyarakat.
> “Ini bukan sekadar ritual, ini adalah warisan jiwa. Ruwat Dusun kami jadikan komitmen bersama untuk terus merawat tradisi, menyambungkan masa lalu dan masa depan dalam satu napas budaya,” ujar Ainur Rokhim, tokoh masyarakat yang aktif dalam pelestarian adat lokal.
Kepala Desa Pulo Lor, Suharto, menyatakan apresiasinya terhadap semangat masyarakat dalam menjaga tradisi ini. Menurutnya, Ruwat Dusun layak dikembangkan menjadi agenda budaya tahunan Kabupaten Jombang yang dapat menjadi daya tarik wisata kultural.
> “Budaya ini adalah perekat kebersamaan dan sumber energi spiritual masyarakat. Saya berharap ke depan, kegiatan ini bisa menjadi ikon budaya Jombang yang membanggakan,” tegas Suharto.
Tradisi Ruwat Dusun Pulo Pandean bukan hanya menjadi refleksi spiritual masyarakat, namun juga sebuah pesan: bahwa di tengah dunia yang kian bising, obor tradisi tetap menyala sebagai cahaya arah bagi generasi penerus.(Mif)