zmedia

Pesona Tradisi dan Modernitas: Pawai Budaya Bersih Desa Ngampungan 2025 Meriahkan Jombang


Jombang, jagaddesa86.com — Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang kembali menorehkan jejak budaya yang membanggakan melalui gelaran Bersih Desa 2025, yang berlangsung dengan semangat luhur, meriah, dan sarat makna. Tradisi yang telah berlangsung turun-temurun ini kini dikemas lebih dinamis, menyatukan kearifan lokal dengan semangat modernitas.

Sorotan utama acara ini adalah Pawai Budaya, yang memukau ribuan mata warga dan pengunjung dari berbagai daerah. Dimulai dari destinasi lokal Wisata Pandansili, arak-arakan budaya tersebut menyusuri jalan utama desa dengan nuansa warna-warni khas warisan leluhur.

Menariknya, Kepala Desa Ngampungan, ROHAN, tak sekadar hadir, namun ikut berjalan di barisan peserta, mengenakan busana adat tradisional yang memancarkan semangat kepemimpinan yang membumi. Tampilannya seolah menjadi simbol bahwa pemimpin desa hadir sebagai pelindung budaya, bukan sekadar pengelola administratif.

Barisan pawai diisi oleh pelajar, pemuda desa, tokoh masyarakat, komunitas seni, hingga kelompok tani, yang membawa berbagai simbol pertanian, miniatur hasil bumi, serta tarian tradisional yang menggambarkan keselarasan antara manusia dan alam. Kostum-kostum etnik yang dikenakan peserta menggabungkan unsur klasik dan inovatif, mencerminkan semangat gotong royong dalam balutan estetika masa kini.

Puncak kemeriahan terjadi saat Bupati Jombang hadir di akhir acara, setelah menunaikan kegiatan di lokasi lain. Sambutannya menjadi penutup yang menyentuh dan menggugah semangat kebudayaan.

“Tradisi bersih desa bukan hanya tentang adat, tetapi juga wujud rasa syukur, solidaritas sosial, dan tanggung jawab spiritual terhadap bumi yang kita pijak bersama. Mari jaga warisan ini di tengah tantangan zaman,” tegas Bupati dalam sambutannya.

Tak hanya meriah secara budaya, acara ini juga menggandeng dukungan dari lembaga keuangan daerah, tokoh agama, komunitas kreatif, hingga sponsor lokal, menjadikan acara ini tidak hanya sebagai ritual tradisi, tetapi juga potensi ekonomi dan destinasi wisata tahunan.

Panitia berharap, Bersih Desa Ngampungan terus menjadi tonggak penguat identitas desa di era digital, sekaligus pemantik regenerasi budaya yang ramah generasi muda.

“Kami ingin tradisi ini menjadi kebanggaan, bukan hanya kenangan. Budaya bisa berkembang, tapi akarnya jangan sampai hilang,” ujar salah satu panitia penuh harap.

Dengan berakhirnya rangkaian acara, Desa Ngampungan seolah menyampaikan pesan bahwa kemajuan dan tradisi bukanlah dua kutub yang bertentangan, melainkan dua sahabat yang saling melengkapi dalam perjalanan membangun desa yang maju, berbudaya, dan harmonis.(Mif)