zmedia

Sah! 91 Kepala Sekolah Dilantik di Jombang, Disdikbud Bantah Isu Gratifikasi PPDB

Sah! 91 Kepala Sekolah Dilantik di Jombang, Disdikbud Bantah Isu Gratifikasi PPDB

JOMBANG | Jagaddesa86.com – Suasana khidmat menyelimuti Gedung Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang pada Jumat pagi, 11 Juli 2025. Di tengah iringan doa dan harapan, sebanyak 91 kepala sekolah definitif dari jenjang TK, SD, dan SMP Negeri resmi menerima estafet kepemimpinan dalam prosesi serah terima jabatan (sertijab).

Mereka tak hanya menerima amanah administratif, tetapi juga mandat moral untuk membawa perubahan di tengah dinamika pendidikan masa kini. Dari pelosok desa hingga pusat kota, nama-nama baru itu akan menjadi nakhoda di lembaga pendidikan masing-masing.

Pejabat struktural turut hadir menyaksikan momen penting itu, di antaranya Plh. Sekretaris Disdikbud Abdul Majid, Kabid Pembinaan SD Rhendra Kusuma, serta para pengawas dan pejabat eselon IVa. Mereka semua menyambut hadirnya semangat baru untuk melanjutkan visi pendidikan Jombang.

Plh. Kepala Disdikbud, Wor Windari, dalam sambutannya menyampaikan penghargaan kepada para pelaksana tugas (Plt) sebelumnya. Ia menegaskan bahwa tugas kepala sekolah kini bukan sekadar urusan dokumen dan tanda tangan, tetapi kepemimpinan sejati yang menyentuh kualitas, karakter, hingga integritas seluruh ekosistem sekolah.

> “Ini bukan hanya soal jabatan. Tapi soal keberanian mengambil keputusan, membangun komunikasi yang baik dengan guru, murid, dan orang tua,” ujar Windari penuh semangat.

Bantah Isu Gratifikasi, “Demi Allah, Satu Rupiah pun Tidak”

Di tengah proses sertijab, Windari juga menyentil isu hangat yang berembus di masyarakat: dugaan gratifikasi PPDB. Dengan suara tegas dan lantang, ia membantah tudingan tersebut.

> “Demi Allah, demi Rasulullah, satu rupiah pun saya tidak menerima dari urusan PPDB,” tegasnya di hadapan hadirin.

Ia menyebut bahwa segala proses PPDB berjalan sesuai prosedur dan menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas dan transparansi. Bila ada pihak-pihak yang mencatut nama pejabat Disdikbud untuk kepentingan pribadi, menurut Windari, hal itu sepenuhnya di luar tanggung jawab lembaga.

Program Seragam Jadi, Bukan Kain: Tak Ada Penunjukan Langsung

Windari juga menegaskan perubahan teknis program bantuan seragam sekolah dari Pemkab Jombang yang kini berbentuk seragam jadi alih-alih kain mentah. Hal ini, menurutnya, bertujuan agar siswa langsung dapat mengenakan seragam tanpa beban biaya tambahan.

Ia menjelaskan bahwa semua proses pengadaan dilakukan melalui e-katalog nasional, bukan penunjukan langsung atau vendor tertentu. Dengan ini, Disdikbud berupaya menghindari kesan monopoli serta membuka ruang transparansi publik.

> “Kami harap masyarakat tidak mudah terpengaruh isu-isu yang tidak berdasar,” tambahnya.

Pesan dan Harapan: Kepemimpinan yang Beretika dan Komunikatif

Dalam bagian paling reflektif dari sambutannya, Windari berpesan agar para kepala sekolah menjaga komunikasi internal, terutama saat menghadapi persoalan siswa.

> “Kadang hanya karena satu murid sulit diatur, bisa jadi masalah besar. Maka jangan langsung menghakimi. Pahami, dekati, dan cari solusi bersama,” ujarnya.

Acara sertijab diakhiri dengan penandatanganan berita acara serta doa bersama. Di hadapan para kepala sekolah baru, Windari menyampaikan harapan penuh keikhlasan dan keberkahan dalam menjalankan amanah.

> “Rezeki bukan hanya gaji atau tunjangan. Tapi juga sehat, semangat, dan keberkahan dari setiap niat baik,” tutupnya haru.

Pelantikan ini bukan hanya seremoni administratif, tetapi langkah nyata Disdikbud Jombang untuk memperkuat kualitas kepemimpinan pendidikan di daerah. Jalan panjang menuju transformasi sekolah negeri di Kota Santri kini berada di pundak para pemimpin baru itu.(Hsn)