zmedia

Ki Sunan, Aktivis Muda dan Pemerhati Sosial, Kecam Aksi Gangster yang Merusak Kondusifitas Kota Santri Jombang

Ki Sunan, Aktivis Muda dan Pemerhati Sosial, Kecam Aksi Gangster yang Merusak Kondusifitas Kota Santri Jombang

Jombang,jagaddesa86.com – 28 Juli 2025 | Aksi kekerasan jalanan yang kerap dilakukan oleh kelompok gangster di Kabupaten Jombang kembali menuai sorotan tajam dari berbagai pihak. Kali ini, sorotan keras datang dari aktivis muda sekaligus pemerhati sosial Jombang, Ki Sunan, yang mengecam keras ulah para pelaku gangster yang dinilainya telah merusak citra Jombang sebagai kota santri yang damai dan religius.

Dalam keterangannya kepada awak media, Ki Sunan menyebut bahwa kehadiran kelompok-kelompok yang melakukan kekerasan di jalanan tidak hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga mencederai nilai-nilai luhur keislaman dan tradisi pesantren yang selama ini menjadi identitas kultural masyarakat Jombang.

> "Kami sangat prihatin dan marah atas maraknya aksi gangster yang brutal di Jombang belakangan ini. Ini jelas-jelas mengancam keamanan warga, merusak ketenangan masyarakat, dan mencoreng wajah kota santri. Jangan biarkan Jombang menjadi ladang subur bagi kejahatan jalanan," tegas Ki Sunan, Senin (28/07/2025).

Ia menambahkan bahwa aparat penegak hukum, khususnya Polres Jombang, harus bertindak cepat, tegas, dan tanpa kompromi terhadap kelompok-kelompok yang meresahkan ini. Tidak boleh ada pembiaran atau toleransi terhadap tindakan premanisme yang bisa mengarah pada kekacauan sosial.

> "Kami mendesak Kapolres Jombang untuk turun tangan langsung dan menindak tegas semua pelaku aksi kekerasan jalanan ini. Jangan sampai warga kehilangan rasa aman, apalagi di malam hari. Kejahatan tidak boleh punya tempat di kota santri!" imbuhnya.

Lebih lanjut, Ki Sunan juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para tokoh agama, tokoh pemuda, pelajar, hingga organisasi masyarakat, untuk bersatu melawan budaya kekerasan dan turut serta menciptakan lingkungan yang aman, santun, dan beradab. Ia menegaskan bahwa kultur Jombang adalah kultur ilmu dan adab, bukan kekerasan.

> "Pemuda-pemuda Jombang seharusnya mengisi malam hari dengan kegiatan positif — mengaji, belajar, berdiskusi, atau terlibat dalam kegiatan sosial. Bukan malah ikut-ikutan geng motor dan terlibat dalam aksi kriminal," ujar Ki Sunan.

Di sisi lain, ia juga meminta Pemerintah Kabupaten Jombang untuk meningkatkan pengawasan terhadap titik-titik rawan dan memperbanyak ruang ekspresi kreatif serta lapangan kerja bagi generasi muda, agar tidak mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas atau kelompok-kelompok menyimpang.

> "Solusi terhadap gangsterisme bukan semata penindakan, tetapi juga pencegahan. Pemkab harus hadir dengan program-program pemberdayaan pemuda, pelatihan kerja, hingga penyediaan ruang-ruang aman bagi remaja. Jangan biarkan mereka kosong secara spiritual dan sosial," kata Ki Sunan yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.

Sebagai penutup, ia berharap aparat, pemerintah, dan masyarakat bisa bersinergi menyelamatkan generasi muda Jombang agar tidak terseret arus kekerasan jalanan. Ia pun mengingatkan bahwa menjaga marwah Jombang sebagai kota santri adalah tanggung jawab bersama.(Ilmi)