zmedia

Sedekah Bumi Dusun Kedung: Harmoni Tradisi, Budaya, dan Pendidikan Spiritual

JOMBANG, Jagaddesa86.com — Minggu pagi, 20 Juli 2025, suasana Dusun Kedung, Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, dipenuhi semangat kebersamaan dan nuansa tradisi yang kental. Ratusan warga tumpah ruah dalam perhelatan tahunan Sedekah Bumi, sebuah upacara adat yang menjadi simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang melimpah serta harapan akan keberkahan dan keselamatan di masa mendatang.

Acara dimulai dengan upacara pemberangkatan yang dipimpin langsung oleh Plt Camat Megaluh, Umi Salamah, S.E., M.M., bertempat di depan Balai Desa Kedungrejo. Turut hadir jajaran Forkopimcam Megaluh, yakni Danramil, Kapolsek, Kepala Desa Kedungrejo M. Nurrudin beserta perangkat desa, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen warga dari berbagai kalangan.

Pawai Budaya dan Arak-arakan Hasil Bumi
Barisan drumband Perdana Cipta Pesona dari SDN Kedungrejo membuka pawai dengan semangat anak-anak yang menggambarkan pentingnya pendidikan karakter melalui seni dan budaya. Pawai dilanjutkan oleh kelompok perangkat desa, 11 RT, komunitas senam Madurogo, serta warga yang mengarak hasil bumi berupa padi, jagung, singkong, buah-buahan, hingga tumpeng-tumpeng hias keliling dusun.

Tradisi arak-arakan hasil bumi ini bukan sekadar seremonial, namun juga mengandung makna edukatif: menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, bersyukur atas rezeki alam, dan memperkuat nilai-nilai gotong royong serta kerukunan antarwarga.

Apresiasi dan Edukasi Budaya
Dalam sambutannya, Plt Camat Megaluh Umi Salamah menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada masyarakat Dusun Kedung yang masih menjaga tradisi luhur ini.

> “Alhamdulillah, masyarakat Kedungrejo telah menggelar Sedekah Dusun dengan semangat kebersamaan. Semoga tradisi ini membawa keberkahan dan keselamatan bagi kita semua. Melalui pawai budaya ini, kita turut menjaga dan melestarikan kearifan budaya Jawa yang sarat makna,” ujarnya.
Ia juga mengimbau seluruh peserta untuk senantiasa menjaga keamanan, ketertiban, dan kondusivitas selama kegiatan berlangsung.

Sementara itu, Kepala Desa Kedungrejo, M. Nurrudin, menegaskan bahwa Sedekah Bumi adalah cerminan filosofi hidup masyarakat agraris: hidup selaras dengan alam dan sesama.

> “Tradisi ini bukan hanya ritual, tetapi sarana pendidikan moral dan sosial. Generasi muda harus diajak terlibat agar mengenal jati diri budayanya sendiri,” tuturnya.

Puncak Acara: Seni Tradisional dan Rebutan Tumpeng
Kemeriahan makin terasa saat masyarakat disuguhkan penampilan seni tradisional berupa tarian dan musik khas Jawa. Acara diakhiri dengan momen rebutan tumpeng dan hasil bumi—yang menjadi simbol berkah dan kegembiraan bersama.

Setelah pawai, masyarakat larut dalam suasana gembira, menikmati hiburan elektronik musik dangdut sebagai penutup hari penuh makna itu.

Pelestarian Tradisi sebagai Pendidikan Kultural
Acara Sedekah Bumi di Dusun Kedung bukan sekadar budaya seremonial, tetapi juga bentuk pendidikan kultural dan spiritual. Melalui tradisi ini, masyarakat belajar nilai kesederhanaan, syukur, toleransi, dan cinta terhadap warisan leluhur.

Semoga tradisi seperti ini terus hidup dan ditanamkan dalam sanubari generasi penerus, agar budaya lokal tetap menjadi akar kuat dalam membangun peradaban yang harmonis dan berkelanjutan.(Thil)